Rabu (15/2), Kepala BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Martin Wibisono, menghadiri Rapat Koordinasi Teknis Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Kalimantan Selatan Tahun 2023. Rapat yang diselenggarakan di Kayuh Baimbai Ballroom Best Western Kindai Hotel, Kota Banjarmasin ini bertujuan untuk merumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Pada acara ini, Martin Wibisono menyampaikan materi dengan judul “Pemanfaatan Data dalam rangka Meningkatkan Kualitas Pembangunan di Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam paparannya Martin Wibisono menyampakain tantangan ketenagakerjaan, pemanfaatan data ketenagakerjaan, kondisi terkini ketenagakerjaan dan isu ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan. Tantangan yang dihadapi diantaranya adalah ketersediaan data ketenagakerjaan yang fokus pada formalisasi dan pekerjaan layak untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan.
Selanjutnya, Martin Wibisono juga menyampaikan kondisi terkini ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan. Menurut rilis BPS Provinsi Kalimantan Selatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalantan Selatan pada Agustus 2022 adalah sebesar 4,74%. Angka ini berada di bawah TPT Indonesia sebesar 5,86%. Sementara, serapan tenaga kerja di Kalimantan Selatan mayoritas berasal dari sektor pertanian, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan. Suatu fenomena unik yang terjadi di Kalimantan Selatan adalah terjadinya ageing farmer, secara serapan tenaga kerja sektor pertanian selalu mengalami peningkatan namun jika dilihat dari kelompok umurnya, sektor pertanian didominasi oleh kelompok umur tua. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan Kalimantan Selatan sebagai sentra agroindustry.
Mengakhiri paparannya, Martin Wibisono menyampaikan bahwa BPS Provinsi Kalimantan Selatan mendorong pengambilan kebijakan berbasis data (evidence base policy), BPS akan mengambil peran dalam mendukung ketersediaan data. Selain itu Martin Wibisono juga berharap bahwa pembangunan di Kalimantan Selatan khususnya di bidang ketenagakerjaan agar dapat berfokus pada penduduk usia muda karena pemuda menjadi tumpuan pembangunan, sehingga harus diberdayakan.
